Pendahuluan
Mengukur adalah suatu aktivitas atau tindakan membandingkan suatu besaran yang belum diketahui nilainya atau harganya terhadap besaran lain yang sudah diketahui nilainya, misalnya dengan besaran yang standar. Pekerjaan membandingkan tersebut tidak lain adalah pekerjaan pengukuran atau mengukur. Sedangkan pembandingnya yang disebut sebagai alat ukur level. Pengukuran banyak sekali dilakukan dalam bidang teknik atau industri. Sedangkan alat ukurnya sendiri banyak sekali jenisnya, tergantung dari banyak faktor, misalnya objek yang di ukur serta hasil yang diinginkan.
Tujuan dari pengukuran level air adalah untuk mengetahui ketinggian air dalam suatu bejana tertutup atau terbuka. Ada beberapa metode yang biasa digunakan dalam pengukuran level air, antara lain ultrasonic, pulsa echo, pulsa radar, tekanan/hidrostatik, berat/tegangan gauge, konduktivitas, kapasitif.
Yang akan disoroti dalam artikel ini adalah pengukuran level air dengan prinsip hidrostatis. Dan kebetulan pokok bahasan inilah yang mengantarkan penulis meraih gelar sarjana.
Sifat dasar fluida
Untuk memahami prinsip kerja dan proses pengkuran level air dengan tekanan/secara hidrostatis terlebih dahulu perlu kita pahami dahulu sifat-sifat dasar fluida, karena kita akan selalu bersentuhan dengan fluida baik zat cair ataupun gas. Fluida
atau zat cair
(termasuk uap air dan gas) dibedakan dari benda padat karena kemampuannya untuk
mengalir. Fluida lebih mudah mengalir karena ikatan molekul dalam fluida lebih
kecil dari ikatan molekul dalam zat padat, akibatnya fluida mempunyai hambatan
yang relative lebih kecil pada perubahan bentuk karena gesekan. Zat cair
mengikuti bentuk wadahnya dan volumenya dapat diubah hanya jika diberikan gaya
yang sangat besar. Untuk mengerti aliran fluida maka harus mengetahui beberapa
sifat dasara fluida yang meliputi; kerapatan (density), berat jenis (specific
gravity), tekanan (pressure), dan kekentalan (viscosity).
1. Kerapatan/density
Kerapatan atau density dinyatakan dengan ρ (ρ adalah huruf kecil Yunanai
yang dibaca “rho”), didefinisikan sebagai massa persatuan volume.
ρ=m/v
dimana, ρ= kerapatan (kg/m3)
m=
massa benda (kg)
v=
volume (m3)
Kerapatan adalah suatu sifat karakteristik untuk setiap bahan
murni. Benda terususun atas bahan murni, misalnya emas murni, yang dapat
memiliki berbagai ukuran ataupun massa, tetapi kerapatannya akan sama untuk
semuanya.
Satuan standard internasional (SI) untuk kerapatan adalah
kg/m3. Untuk kerapatan berbagai bahan ditunjukkan pada tabel.
Bahan
|
Kerapatan ρ (kg/m3)
|
Air pada suhu 400 C
Darah, plasma
Darah seluruhnya
Air laut
Raksa
Alkohol, alkyl
Bensin
|
1.00 х 103
1.03 х 103
1.05 х 103
1.025 х 103
13.6 х 103
0.79 х 103
0.68 х 103
|
Kerapatan ditetapkan pada
suhu 00C dan tekanan 1 atm, kecuali ditentukan lain.
2. Berat jenis/specific gravity
Berat jenis suatu bahan didefinisikan sebagai perabandingan kerapatan
bahan terhadap kerapatan air. Berat jenis adalah besaran murni tanpa dimensi
maupun satuan.
3. Tekanan/pressure
Tekanan didefiniskan sebagai gya persatuan luas, dengna gaya F dianggap bekerja secara tegak lurus
terhadap luas permukaan A,
maka
P=V/A
dimana P = tekanan (kg/m2)
F = gaya (kg)
A= luas (m2)
Satuan tekanan dalam SI adalah N/m2
dan memiliki nama resmi Pascal (Pa), sebagai penghormatan kepad Blaise Pascal.
1 Pa= 1 N/m2. Konsep tekanan sangat berguna terutama dalam berurusan
dengan fluida. Sebuah fakta eksperimental menunjukkan bahwa fluida menggunakan
tekanan ke semua arah. Hal ini sangat dikenal oleh para perenang dan juga
penyelam yang secara langsung merasakan tekanan air pada seluruh bagian tubuhnya.
Pada titik tertentu dalam fluida diam, tekanan sama untuk semua arah. Ini
diilustrasikan dalam II-1. Bayangkan fluida dalam sebuah kubus kecil sehingga
kita dapat mengabaikan gaya gravitasi yang bekerja padanya. Tekanan pada suatu
sisi harus sama dengan tekanan pada sisi yang berlawanan. Jika hal ini tidak
benar, gaya netto yang bekerja pada kubus ini tidak akan sama dengan nol, dan
kubus ini akan bergerak hingga tekanan yang bekerja menjadi sama.
Tekanan yang diberikan fluida ke segala arah |
Tekanan dalam cairan yang memilik kerapatan sama
bervarisai terhadap kedalamannya. Sebagai ilutrasi dpat dilihat pada gambar, semakin dalam cairan maka semakin besar pula gaya tekannya ke segala arah.
Tekanan pada kedalaman h dalam cairan |
Tekanan yang terjadi di kedalam h ini disebabkan oleh berat kolom cairan di
atasnya. Dengan demikian gaya yang bekerja pada luasan tersebut adalah F=mg= ρAhg, dengan Ah adalah
volume kolom tersebut, ρ adalah
kerapatan cairan (diasumsikan konstan), dan g adalah percepatan gravitasi.
Kemudian P adalah
P=F/A [kg/m2] (2-3)
P=ρ.g.h [kg/m2] (2-4)
Dari persamaan diatas dapat
disimpulkan bahwa tekanan berbanding lurus dengan kerapatan cairan dan
kedalaman cairan tersebut. Secara umum, tekanan pada kedalaman yang sama dalam
cairan yang seragam sama. Persamaa 2-4 berlaku untuk fluida yang kerapatannya
konstan dan tidak berubah terhadap kedalaman. Dari persamaa 2-4 pulalah yang
menjadi dasar dari penulisan tugas akhir ini, dimana semua perencanaan dan
perancangan sistem pengukuran yang penulis tulis dalam tugas akhir ini
memanfaatkan persamaan 2-4, dalam kasus ini penulis memanfaatkan persamaan 2-4
untuk mengukur dan memonitor volume tangki penyimpanaan produk serta
mengendalikan proses yang sedang berlangsung.
Pressure transmitter
Pressure transmitter yang digunakan dalam perancangan sistem adalah Cerabar S PMC71 buatan Endress Hauser. Pressure transmitter jenis ini memanfaatkan rangkaian jembatan wheatstone dengan dalam mengubah besaran fisis tekanan menjadi besaran elektrik dengan menggunakan silicon straingauge sebagai resistor dan metallic process membrane untuk engindra perubahan tekanan.
Prinsip kerja sensor/transmitter |
Konstruksi sensor/transmitter |
Cerabar merupakan resistif
pressure transmiter. Resistansi yang dihasilkan oleh rangkaian jembatan
wheatstone akan diolah oleh bagian kendali transmiter untuk diubah menjadi
keluaran arus 4-20mA.
Prinsip pengukuran hidrostatis
Sistem pengukuran volume cairan
di dalam bejana ini merupakan implementasi dari hukum pascal yang
berbunyi tekanan yang diberikan zat cair dalam ruang tertutup diteruskan ke
segala arah dengan sama besar. Dengan memanfaatkan persamaan ΔP= ρg(Δh). Sistem pengukuran dilakukan dengan
menempatkan dua buah sensor tekanan di
dasar bejana dan di bagian paling atas bejana.
Prinsip pengukuran hidrostatis |
h=P/(ρg)
dimana:
h = level air dalam bejana (meter)
g = percepatan grafitasi (m/s2)
P = tekanan hodrostatis, hasil pengukuran sensor (bar/mBar/Pa)
ρ = massa jenis larutan, konstanta yang digunakan dalam kalkulasi (kg/m3)
Untuk mengukur level air dalam bejana terdapat dua metode yaitu mengukur level air dalam bejana terbuka dan bejana tertutup. Dalam pengukuran level air dalam bejana terbuka menggunakan perancangan sistem yang sudah dipaparkan diatas. Sedangkan untuk mengukur level air dalam bejana tertutup menggunakan dua buas sensor tekanan yang ditemparkan di dasar bejana (P1) dan di bagian atas bejana (P2). Sensor P2 berfungsi untuk mengukur tekanan udara di dalam bejana karena umumnya bejana tertutup merupakan bejana bertekanan dan tekanan udara antara air dan bagian atas bejana sangat berpengaruh dalam perhitungan level air dengan prinsip hidrostatis ini.
Untuk mengukur level air dalam bejana tertutup menggunakan perhitungan matematis berikut:
h=ΔP/(ρg)
dimana ΔP adalah P1-P2.
Pengukuran level air dengan metode ini hanya dapat dilakukan pada cairan/larutan yang homogen karena sangat berpengaruh pada konstanta massa jenis. Dengan kata lain untuk mendapatkan pengukuran yang akurat cairan di dalam bejana haruslah memiliki massa jenis yang sama dan tidak diperkenankan untuk mencampurkan dua atau lebih cairan dengan massa jenis yang berbeda dalam satu bejana tertutup.
0 komentar:
Posting Komentar